Suatu hari ada di tengah padatnya kota dengan panas teriknya matahari ada seorang pria berumur 25 tahun bernama Beni. Ia sedang berjalan-jalan di pusat kota untuk mencari kain yang akan dipergunakannya untuk memulai usaha clothing. Dia sudah berkeliling dari toko ke toko dalam perjuangannya untuk mencari supplier. Awalnya dia berpikir bahwa usaha clothing ini akan mudah ia jalani karena penjual kain banyak dan berceceran di pusat kota. Ternyata di lapangan dia mengalami kesulitan dalam mencari supplier. Bukannya supplier yang tidak ada, akan tetapi ia belum menemukan harga yang cocok. Beni masih berpikir dua kali dengan harga-harga yang ditawarkan tukang kain yang berjajar di pusat kota. Perjalanan hari pertama untuk mencari bahan pun selesai.

Perjalanan hari kedua berlanjut, Beni memulai kembali perjuangannya untuk mencari bahan. Demi usaha yang akan dia bangun, Beni pergi ke kawasan penjual kain di daerah yang berbeda. Kembali, toko demi toko dia lalui untuk mencari informasi harga-harga kain yang cocok dengan keinginan Beni.
"Waduh gimana ini, harga-harga yang ditawarkan masih terlalu tinggi. Gimana ya caranya untuk mendapatkan harga distributor..." gumam Beni dalam hati. Sempat terlintas dalam pikiran Beni untuk menyudahi perjalanannya kali ini. Akan tetapi, rasa penasaran Beni masih muncul. Akhirnya Beni meneruskan petualangannya demi mendapatkan kain yang murah. Beni mendekati toko berwarna hijau tua yang penuh dengan tumpukan kain dan terdapat beberapa konsumen yang sedang berbicara dengan penjualnya. Beni pun memulai untuk bertanya harga kain di toko tersebut. Dan apa yang terjadi, masih saja Beni tidak bisa mendapatkan harga yang murah dan cocok sesuai keinginannya. Perlahan ia meninggalkan toko kain tersebut.

Setelah berjalan beberapa meter dari sana, Beni mendengar ada yang memanggil namanya.

"Ben! Beni!" teriak seseorang.

Beni pun berhenti sejenak dan menoleh menuju arah teriakan yang memanggil namanya.

"Hai, Ris!" jawab Beni.

Ternyata Faris teman Beni sejak SMA yang bisa dibilang cukup dekat dan satu tongkrongan. Mereka terpisah setelah lulus SMA. Mereka pun berjumpa kembali saat ini dan saling bersalaman ala anak muda jaman sekarang dan memberikan pelukan persahabatan. Seperti layaknya nostalgia, mereka berdua saling menanyakan kabar masing-masing dan kesibukan yang sedang dijalani. Setelah berbicara panjang lebar, Beni akhirnya tahu dari cerita Faris bahwa Faris adalah pemilik toko kain yang berwarna hijau tua tersebut. Beni menceritakan sedang mencari kain untuk usaha clothing-nya, akan tetapi belum menemukan harga yang cocok. Tiba-tiba muncul kalimat yang membuat Beni mendadak bahagia.

"Udah Ben, lo cari kain? Ke gue aja sini. Gue bisa kasih harga distributor ke elo Ben. Lo kan temen gue, seneng gue liat temen yang mau usaha. Kalo mau, kita ngobrol-ngobrol aja sambil ngopi deket sini. Masa sambil berdiri gini ngobrolnya. Biar lebih santai." Ujar Faris kepada Beni.

Akhirnya Beni menerima ajakan dari Faris dan pindah dari tempat tersebut untuk bisa mengobrol lebih banyak lagi dengan Faris. Beni mendapatkan harga kain yang murah, karena mendapatkan harga distributor yang ditawarkan oleh Faris dan usaha clothing Beni mulai berjalan.
Wah, ternyata dari teman SMA yang sudah lama tidak ketemu kita bisa membuka usaha. Bukan usahanya yang dibuka oleh teman ya, tapi bagaimana kita menyikapi dan peka terhadap hal-hal kecil yang sering kita jumpai sehari-hari sehingga kita bisa menjadikan hal tersebut berguna dan bermanfaat. Teman SMA, SD, TK atau mungkin tetangga lama dan bisa juga teman-teman kita di luar itu yang kita kenal merupakan awal dari relasi yang kita miliki.

Ada beberapa tipe orang, ada yang suka bergaul. Orang tipe ini biasanya secara umum sudah pasti memiliki teman yang banyak. Selain itu, mungkin seringkali kita temui atau orang yang baru kita kenal ada yang pendiam atau tidak terlalu rajin bicara. Orang yang tipe seperti ini bukannya tidak memiliki teman, tapi mungkin ada yang pendiam dan tidak suka bergaul atau ada juga yang pendiam tapi mereka tetap mengikuti pergaulan. Hidup tidak akan jauh dari relasi. Walaupun orang yang tidak suka bergaul, pasti mereka memiliki siapapun yang mereka kenal. Tidak mungkin mereka tidak mengenal siapa-siapa.

Membangun relasi bisa dengan berbagai cara, seperti kita bertemu langsung sambil hang-out bersama teman. Di zaman sekarang relasi bisa semakin mudah kita dapatkan, dengan kemudahan berkomunikasi yang di kembangkan oleh teknologi-teknologi masa kini. Contohnya, BBM, Yahoo! Messenger, MSN, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain.

Setelah relasi dibangun, kita harus menjaga dengan baik tali silaturahminya. Mungkin dengan semakin banyak kita mengenal orang akan semakin rumit juga untuk kita menjaga hal ini. Tapi, tidak ada salahnya sedikitnya kita bertegur sapa atau ngobrol-ngobrol sedikit. Jangan sampai kita putus tali silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita.

Poin-poin tersebut menjadi sangat penting, karena dengan kita bersosialisasi akan memberi kita kemudahan dalam melakukan sesuatu. Contohnya, seperti kisah Beni kesulitan dalam mencari bahan untuk bisnisnya tiba-tiba bertemu temannya Faris yang merupakan pemilik dari toko bahan yang dicari oleh Beni. Pada akhirnya Beni diberikan jalan yang mudah untuk memulai bisnisnya dengan diberikan harga yang murah oleh Faris.

Dengan begitu, janganlah kita menutup diri untuk bersilaturahmi, kelak di kemudian hari relasi-relasi kita yang akan sangat menolong kita di saat kita sedang membutuhkan sesuatu yang sangat penting dan darurat. Saling memberikan manfaat dan pengetahuan pada relasi-relasi kita akan menjadi awal yang baik tidak hanya dalam membangun usaha yang akan kita jalani saja, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita juga.
Source :  AXL29

Note: Maaf yah pak press saya copy artikelnya, abis bagus sih. hehehe..
         Semoga yang punya artikel tidak marah karena saya publish ulang. :p
 
© 2018 Cucunguk Rieut All Rights Reserved. | Privacy Policy | Disclaimer | Kontak - Aku Blogger
Top